Kamis, 07 Juli 2011

Pengamat : Subsidi Menciptakan Masyarakat Malas

Add caption

Bengkulu (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Universitas Bengkulu Handoko Hadiyanto mengatakan kebijakan subsidi yang diterapkan pemerintah di berbagai sektor termasuk bahan bakar minyak akan menciptakan masyarakat yang malas dan sulit berkembang.

"Masyarakat kita sulit berkembang karena sejak Orde Baru sudah biasa disubsidi, ini membuat masyarakat malas dan ketergantungan tinggi," katanya, di Bengkulu, Kamis.

Bahan bakar minyak bersubsidi kata dia salah satu contoh yang dituntut untuk dipertahankan sementara pemerintah belum memiliki alternatif pengganti energi berbahan fosil yang akan habis itu.

Kondisi ini membuat masyarakat semakin tergantung sementara harga BBM akan terus melambung hingga sumber daya itu habis.

"Energi dari fosil akan habis dan harus dicari penggantinya, apakah gas atau sumber energi yang bisa diperbaharui lainnya harus digalakkan," tambah Ketua Program Studi Pascasarjana Perencanaan Pembangunan Fakultas ekonomi Universitas Bengkulu ini.

Handoko mengatakan polemik kelangkaan BBM bersubsidi dan antrean panjang kendaraan di seluruh SPBU menurutnya harus ditanggapi dengan cepat oleh pemerintah.

Menaikkan harga BBM kata dia adalah solusi yang paling tepat dibanding melakukan pembatasan atau pemberlakuan harga non-subsidi bagi kendaraan pribadi.

"Kalau memberlakukan harga non-subsidi bagi pemilik kendaraan pribadi sangat sulit pengawasannya," tambahnya.

Selain itu, secara logika kata dia orang yang berpendidikan juga akan membeli produk yang harganya murah jika kualitasnya sama.

Pengawasan dan penindakan spekulan yang melakukan penimbunan dan menjual BBM bersubsidi ke pengecer dengan harga yang berlipat-lipat menurutnya juga harus tegas. 

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar